TUGAS ANALISIS JURNAL KASUS KONSTRUKSI
Philar Biga Pratama 3TA02 (15316755)
Jurnal 1
Judul : PENGARUH LIMBAH BETON DAN MARMER PADA CAMPURAN ASPAL PORUS DENGAN
BAHAN TAMBAHAN GILSONITE
Penulis : ANDRIYAS SUSANTO
Link :
http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/327/288
1.1 Penentuan Judul
Dalam jurnal dengan judul “PENGARUH LIMBAH BETON DAN MARMER PADA CAMPURAN
ASPAL PORUS DENGAN BAHAN TAMBAHAN GILSONITE” digunkana karena untuk
mengetahui pengaruh limbah beton dan marmer pada campuran aspal.
1.2 Abstrak
Paving aspal beraspal adalah campuran yang dirancang untuk memiliki
porositas tinggi dibandingkan dengan jenis trotoar lainnya. Umumnya aspal
berpori memiliki stabilitas Marshall yang rendah, karena menggunakan
campuran dengan sedikit agregat halus. Dalam penelitian ini, penggunaan
limbah beton dan marmer sebagai agregat kasar dan halus untuk campuran
aspal berpori juga ditambahkan gilsonite untuk meningkatkan nilai
stabilitas perkerasan campuran.
1.3 Latar Belakang
Dapat disimpulkan bahwa penelitian hanya dapat dilakukan di tempat yang
tersedia limbah beton dan marmer dalam jumlah banyak, karena jika dilakukan
di tempat yang tidak tersedia limbah beton dan marmer akan menimbulkan
penambahan biaya untuk transportasi. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan variasi material dengan standar gradasi lain
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah menggunakan gradasi standar Australia dengan
metode perlakuan empat macam variasi kadar aspal 4%, 5%, 6%, dan 7%, enam
proporsi agregat kasar limbah beton/batu pecah 100/0%, 80/20%, 60/40%,
40/60%, 20/80%, 0/100%, dengan tiga perulangan untuk setiap perlakuan.
Pembuatan benda uji digunakan untuk mencari kadar aspal optimum dengan
beberapa variasi kadar aspal untuk mengetahui nilai VIM, VMA, Flow, MQ dan stabilitas dari masing-masing variasi. Yang telah
terjabarkan pada jurnal.
1.5 Hasil Pengamatan
Penulis secara detail menjabarkan seluruh aspek yang dibutuhkan dalm
melakukan penelitain seperti data yang diperoleh secara lengkap sehingga
didapat kajian yang dipelukan.
Jurnal 2
Judul : PENGARUH VARIASI AGREGAT TERHADAP KEKUATAN DAN
BERAT KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU
Penulis : MUHAMMAD HANIF INSANI
Link :
http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/433
1.1 Penentuan Judul
Dalam judul “PENGARUH VARIASI AGREGAT TERHADAP KEKUATAN DAN
BERAT KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU” dapat disi,pulkan apa saja
yang termasuk dalan kajian jurnal tersbut.
1.2 Abstrak
Menjabarkan agar Modifikasi beton bertulang pada konstruksi kuda-kuda agar
lebih ringan dan praktis proses pemasangannya tetapi tetap memenuhi
kriteria kekuatan yang diinginkan diperlukan untuk kembali menjadikan beton
bertulang sebagai pilihan material dalam konstruksi kuda-kuda.
1.3 Latar Belakang
Berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan akhir spesimen
relatif sama, karena kekuatan akhir ditentukan oleh kekuatan bambu.
Sedangkan kekuatan beton menentukan kekuatan awal sehingga kuda-kuda beton
memiliki kuat elastis yang berbeda-beda.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Menggunakan beberapa metode seperti; Perlakuan dan Jumlah Spesimen Uji,
Permodelan Detail Bambu Tulangan, Pengujian Kuat Tekan Silinder dan
sebagainya, sehingga hasil uji tidak terpaku pada satu metode.
1.5 Hasil Pengamatan
Dapat diambil bahwa Pengaruh varian tipe agregat kasar pada berat dan berat
isi kuda-kuda material beton bertulangan bambu menyebabkan pengurangan
berat yang cukup siginfikan dibanding kuda-kuda material beton bertulangan
bambu dengan agregat kerikil normal, khususnya pada struktur kuda-kuda
beton bertulang bambu dengan agregat kasar batu apung
pumice.
Jurnal 3
Judul : PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)
Penulis : KARTIKA CANDRA SUSENO
Link :
http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/534
1.1 Penentuan Judul
Pada judul “PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)”
dapat diketahui apakah fly ash dapat menaikkan kualitas beton porous.
1.2 Abstrak
Beton porous adalah beton yang memiliki kemampuan dapat ditembus air dengan
mudah atau memiliki sifat porositas yang tinggi. Bahan penyusun beton
porous terdiri dari campuran semen, air, agregat kasar, dan sedikit agregat
halus atau tanpa menggunakan agregat halus. Sehinnga untuk penambahan fly
ash harus dilakukan penelitian.
1.3 Latar Belakang
Latar belakang dilakukan percobaan ini adalah untuk menetahui perubahan
kualitas pada beton yang akan ditambah bahan Fly Ash ini, lalu dicari
komposisi yang paling efisien.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Digunakan Penelitian pendahuluan yang dilaksanakan untuk mengetahui
karakteristik material yang digunakan meliputi analisa bahan agregat kasar
daur ulang dan alam dan uji kandungan fly ash. Benda uji kuat
tekan beton porous menggunakan benda uji silinder dengan diameter
15 cm dan tinggi 30 cm.
1.5 Hasil Pengamatan
Didapat hasil kualitas agregat kasar daur ulang (RCA) memiliki kualitas
yang lebih baik dari kualitas agregat kasar alam (NCA). Proses penambahan
fly ash meaikkan kualitas beton secara linear.
Jurnal 4
Judul : PENGARUH VARIASI SEMEN PASIR AGREGAT SERTA VARIASI PENAMBAHAN SERAT
BAMBU PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN
Penulis : IZZA ABHAN NAJIDA
Link :
http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/370
1.1 Penentuan Judul
Pada jurnal yang berjudul “PENGARUH VARIASI SEMEN PASIR AGREGAT SERTA
VARIASI PENAMBAHAN SERAT BAMBU PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN
BETON RINGAN” dapat diketahui jika jurnal ini melakukan penelitian terhadap
kekuatan beton setelah ditambah serat bambu.
1.2 Abstrak
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui perubahan yang
terjadi pada beton setelah ditambah serat bambu karena beton memiliki
kerugian salah satunya berat sendiri dari beton yang besar. Pengurangan
masa jenis beton adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi berat sendiri beton konvensional.
1.3 Latar Belakang
Beton adalah material konstruksi yang terdiri dari campuran semen, agregat
halus, agregat kasar, dan air. Beton memiliki beberapa kekurangan yaitu
kuat tarik yang rendah dan berat sendirinya yang relatif besar yaitu
sekitar 2200-2600 kg/m3. Salah satu upaya untuk mengurangi berat sendiri
yaitu dengan mengganti agregat kasar dengan agregat ringan yakni batu
apung. Batu paung memiliki berat volume yakni 760 kg/m3.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, benda uji dibuat Laboratorium Struktur dan Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Tekni Universitas Brawijaya.
Variabel terikat dalam penelitian ini antara lain treatment batu
apung, panjang serat bambu yang digunakan yaitu 4-6 cm, serta pengujian
kuat tekan yang dilakukan setelah umur beton 28 hari.
1.5 Hasil Pengamatan
Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil penurunan kuat tekan pada
perbandingan 1:2:0,75 dengan perbandingan semen:pasir:agregat. Bahwa
penambahan serat tidak berpengaruh terhadap kuat tekan.
Jurnal 5
Judul : PENGARUH JUMLAH LAPIS GEOGRID DAN KEDALAMAN DENGAN LEBAR B = 10 CM
TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN KEPADATAN RC
70%
Penulis : Irza Andys Satriaka
Link :
http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/543
1.1 Penentuan Judul
Dalam pemilihan judul “PENGARUH JUMLAH LAPIS GEOGRID DAN KEDALAMAN DENGAN
LEBAR B = 10 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS
DENGAN KEPADATAN RC 70%” dipilih karena lebar pondasi dan jumlah lapisan
perkuatan geogrid pada tanah berpengaruh terhadap daya dukung tanah.
1.2 Abstrak
Pada penelitian ini dilakukan uji model fisik pondasi menerus dengan
perkuatan geogrid. Variasi yang digunakan pada pengujian sampel berupa
jumlah lapis geogrid dan kedalaman pondasi. Sasaran utama dari penelitian
ini adalah membandingkan nilai daya dukung tanah pasir pada pondasi menerus
tanpa perkuatan geogrid terhadap daya dukung tanah pasir pada pondasi
menerus dengan perkuatan geogrid.
1.3 Latar Belakang
Setelah dilakukan penelitian, didapat bahwa daya dukung tanah dan pasir
meningkat setelah ditambahkan geogrid jika dibandingkan dengan tanah dan
pasir tanpa penggunaan geogrid.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Menggunakan beberapa metode penelitian yaitu; Jumlah dan Perlakuan Benda
Uji, Pengujian Dasar, Pengujian Pembebanan dan Metode Analisis Data. Dari
beberapa uji tersebut didapat hasil yang akurat.
1.5 Hasil Pengamatan
Daya dukung pada tanah pasir dengan perkuatan geogrid menghasilkan nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan tanah pasir tanpa perkuatan geogrid.
Peningkatan daya dukung maksimum pada pondasi menerus terjadi ketika nilai
BCR maksimum. Nilai BCR maksimum terjadi pada jumlah lapis geogrid n=3.
Sedangkan untuk kedalaman, BCR maksimum berada pada d/B=1. Daya dukung
maksimum akan didapatkan pada jumlah lapis geogrid sebanyak n=3 dan
kedalaman d/B=1
0 Komentar